Sabtu, 28 Februari 2015

BEDA


Hitam dan putih, sebuah lambang yang kerap menjadi simbol sebuah perbedaan. Dua sifat yang bertolak belakang satu sama lain. Mempunyai kekuatan masing-masing yang sama kuatnya. Tak dapat disatukan namun masih bisa untuk berdampingan. Kedua sifat mencolok tersebut tak lagi jadi asing jika didefinisikan menjadi sebuah arti dari perbedaan. Tentu saja dari sebutannya saja sudah jelas, beda berarti tak sama. Namun mengapa banyak segelintir manusia yang selalu memasalahkan perbedaan antara makhluk satu dengan yang lain? bukankan masing-masing manusia memiliki hak untuk mengatur hidupnya masing-masing? Tetapi dalam kehidupan sosial kita dapat menjumpai sebuah perbedaan yang terlihat begitu mencolok satu sama lain. Dari perbedaan besar sampai yang tak begitu berpengaruh selalu dipertimbang dan dimasalahkan.Diantaranya perbedaan kebangsaan, perbedaan suku, perbedaan derajat, perbedaan kemampuan, bahkan yang paling mencolok yaitu perbedaan agama. Semua hal tersebut menciptakan adanya tembok tinggi menjulang pembatas satu dan yang lain. Memang masing-masing individu memiliki cara masing-masing untuk menyikapinya. Tergantung cara mereka dalam mengambil sikap, akankah berdampak positif atau negatif. Sebagai makhluk sosial hendaknya satu sama lain saling membutuhkan. Andai tak ada perbedaan pasti semuanya akan berjalan dengan mudah, fikir saya dahulu.Tak ada perselisihan, tak ada lagi kesenjangan sosial. Betapa tentramnya hidup ini jika semua yang saya impikan benar-benar terjadi. Namun setelah saya renungkan beberapa kali ternyata pikiran saya salah, perbedaan adalah sebuah warna yang muncul menjadi pelengkap  dalam hidup kita agar semua terasa lebih sempurna. Coba bayangkan jika di dunia ini perbedaan ditiadakan, semua satu jenis. Mungkin di dunia ini tak akan ada pasangan. Padahal Tuhan menciptakan makhluknya berpasang-pasang, namun tergantung seberapa makhluk tersebut mencari pasangan yang telah diciptakan oleh sang Maha Kuasa. Kata pepatah lama sih "kalo jodoh ga kemana". Sekilas perbedaan menurut pengalaman saya. Intinya dalam semua hal tersimpan kekurangan dan kelebihan masing-masing, keduanya saling melengkapi dan kehidupan terasa lebih berwarna.

Kamis, 26 Februari 2015

MENUNGGU


Menunggu, sesuatu yang paling dibenci kebanyakan masyarakat di seluruh dunia. Menunggu kendaraan, menunggu giliran bayar kasir,menunggu dikasih uang jajan, semuanya sering menggunakan kata menunggu, ga beda juga sama menunggu kabar. Nah ini, yang sering di risaukan para ladies apalagi kalo lagi kangen-kangennya eh doi pergi tibatiba. Eits, iya yang berlebihan itu ga baik hehe. Terkadang kita sering merasa jenuh kalo nunggu terlalu lama, bisa jadi pikiran-pikiran negatif muncul berdatangan dari masing-masing individu tentunya beda dong, menurut survey yang saya buktikan mungkin sedikit mirip dengan itu. Mohon maaf bila tulisan saya ambigu, ya memang saya bukan penulis profesional seperti kak Dwita atau mungkin kak Risa, mungkin ini masih proses tahap pembelajaran saya, mohon dibantu ya kakak-kakak yang sudah mendahului saya untuk bergelut dibidang kertas dan pena. Balik lagi ke topik awal, pikiran-pikiran negatif ini mungkin muncul karena terlalu khawatir atau was-was dengan kejadian yang akan terjadi. Nah untuk para gentleman nih, hatihati terkadang wanita sering menerka-nerka kejadian yang akan terjadi walaupun perkiraan dengan kenyataan berbanding 180 derajat, namun wanita sering melakukan hal tersebut. Jadi, apabila hal tersebut terjadi, coba hibur dia kemudian yakinkan dia bahwa hal yang dia pikirkan hanya imajinasi berlebihan yang muncul dalam benaknya. Buat dia merasa nyaman seolah tak terjadi masalah sebelumnya. Hati-hati juga dalam mengambil keputusan, bahkan melontarkan kata-kata tajam. Perempuan susah melupakan, indra perasanya terlalu peka. Lain dengan pria, mereka lebih mengutamakan sesuatu yang logis/masuk akal. Nah, buat para ladies yang sering galau nunggu tanpa kepastian, cobalah untuk menghibur diri anda sendiri dulu. Selagi anda bisa mengerjakan sendiri, mengapa harus minta bantuan orang lain? Wanita memang diciptakan lemah lembut tapi ga berarti juga mental krupuk kan? saya yakin dibalik diri masing-masing individu banyak potensi-potensi luar biasa yang terkandung di dalamnya. Jadi jangan pernah putus asa. Jika anda merasa masih mampu untuk mempertahannkannya pertahankanlah sekuat anda, namun jika tak kunjung datang rambu hijau darinya, untuk apa menunggu sesuatu yang tak pasti? biarkan dia berlari jika memang dia tak butuh di didampingi, mengejar layangan yang patah lalu terbang ke langit tanpa dapat menggapainya kembali, bukankah itu lebih menyakitkan? Jadi,renungkan baik-baik ya sebelum ambil keputusan.

SEMPURNA

Ada kalanya kita merasa sedih akan suatu hal maupun kejadian yang menimpa kita. Tanpa kita sadari Tuhan telah menggariskan takdir seseorang tanpa sesuai dengan keinginan orang tersebut. Sewajarnya kita sebagai manusia pasti selalu berharap dan bermimpi untuk selalu bertemu dengan hal-hal yang baik saja, berdoa agar diberi kesedihan? Untuk saat ini belum pernah saya temui seseorang bertipe seperti itu. Apapun yang kita terima sudah sewajibnya kita syukuri mudah-mudahan dibalik semua masalah/kesedihan yang kita terima ada hikmah tersembunyi dibaliknya. Jangan pernah merasa jika Tuhan memberi cobaan pada kita itu artinya Tuhan tak sayang, namun sebaliknya Tuhan akan menguji ketabahan para umat yang taat. Secara logis kesedihan identik dengan meluapnya amarah lewat sebuah tetesan air mata. Namun tak sedikit juga yang meluapkan amarahnya lewat cara selain menangis. Sebenarnya sesuatu yang berlebihan itu tak baik dan mungkin dibenci oleh Tuhan. Jangan terlarut dalam sedih yang berkepanjangan hidup kita masih panjang, lakukanlah hal positif yang lebih menjanjikan dalam masa depan kita. Namun jika merasa senang, jangan pernah terlena dengan kesenangan sementara. Ingat, sesuatu yang berlebihan mengakibatkan efek yang kurang baik. Belajarlah untuk menghargai setiap pengalaman anda, bisa jadi semua pengalaman yang anda alami adalah kunci sukses tersembunyi yang tersimpan dalam diri anda sendiri. Kenali potensi anda lebih dalam. Berlatihlah untuk mengontrol emosi kita, karna dari emosi merupakan cermin diri. Jangan pernah merasa sendiri jika anda merasa sedih. Boleh kita melihat keatas untuk perbaikan diri kita untuk jadi yang lebih baik, Namun ada kalanya kita juga harus melihat kebawah untuk membandingkan betapa seharusnya kita bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan. Jika senang dan sedih berdampingan bukankah hidup kita akan lebih berwarna dan terasa lebih sempurna.