Sabtu, 23 Mei 2015

GORESAN KENANGAN

Malam kali ini terpaksa kesunyian melandaku lagi. Tepatnya malam minggu,  ku mainkan media komunikasiku seperti malam-malam biasanya. Tiba-tiba rasa yang tak asing lagi menggelayutiku dalam diam. Aku merindukan seseorang yang teramat sangat tak asing lagi di batinku. Dia, kakak kelasku yang aku kenal kurang lebih 2 tahun yang lalu dengan masa pendekatan kurang lebih satu bulan. Aku merasa beruntung, setidaknya hubunganku dengannya tak hanya bertahan seumur jagung. Berbagai macam problema sudah cukup banyak kulalui bersamanya. Teringatku saat masa-masa susah melanda kami berdua. Masa dimana kami harus memutuskan hubungan kita karena sebuah tugas, jarak yang jauh, dan masalah pribadi kami satu sama lain. Semakin tajam ingatanku saat kembali kubuka lembar lembar catatan pena buatannya yang dia bungkus rapi dengan sehelai amplop putih bersih tanpa noda. Dia memang tak seromantis lelaki yang melalang buana di layar kaca. Hanya sepucuk surat ala kadarnya yang dia berikan untukku, yang katanya, aku orang "spesial" dihatinya. Goresan demi goresan memiliki arti lain di setiap cerita. Tetes mataku semakin tak terbendung dikala kubaca kata demi kata dalam goresan penanya. Tanpa sadar otakku mengajakku kembali kemasa dalam cerita demi cerita. Banyak kesan mendalam dalam helai demi helai kertas yang dia gores. Begitu pula dengan batinku, dia terlalu banyak mewarnai kehidupanku, hingga aku susah lupa. Banyak pelajaran kupetik darinya. Setelah kubaca semua, lama-lama rasa rindu datang tanpa menghiraukan iba. Andai saja tak ada ruang yang membatasi kami, bertutur sapa mungkin sudah tak jadi perkara. Namun sabar pasti jawaban atas semua prahara. Walau tak kujumpa hadirnya dalam nyata, ijinkan kami bertemu dalam doa :)