Sabtu, 22 Juli 2017

Luputkah

Salahkah bila rasa sedang menggebu. Yang tak pernah diundang kedatangannya tibalah menjadi prahara yang memekik kalbu. Malam ini puncaknya, dimana rasa itu berlalu lalang tempo hari. Namun apalah arti sebuah isyarat bahwa mulut terlalu kaku untuk mengucap begitupun dengan lidah yang kelu haus akan kata. Bagai pungguk merindukan rembulan. Langitpun gelap pekat dirundung gulita. Rupanya bintang belum ingin menampakkan kemilaunya. Padahal sapanya begitu merindukan. Gemericik tawanya terkadang tiba-tiba menyerua. Rasanya, berat sekali. Pundak mulai merintih. Perkara hati siapa yang tau selain diri sendiri. Entah berapa jalan liku yang ditempuh mungkin nantinya akan lekas sembuh sendiri. Kemudian hanya ada diam yang meringkuk. Menutupi sekian banyak rindu beserta koleganya. Entah kapan tersampaikan bahkan untuk melajupun surut. Senyum merekah tiada tara, yang merubah malam jadi siang bahkan sebaliknya. Tenang, aku tak ingin menyusahkan. Rinduku sendirian sudah sedikit tercurahkan, lewat ini. Lewat celoteh tak jelas ini. Bahkan mungkin hanya arsipku saja dan hanya aku yang tau.

Selasa, 11 Juli 2017

Antara

Aku, rongga kecil diantara kalian. Yang mulai masuk dalam ruang waktu seiring jalan. Teruntuk yang pikirnya sedang ruwet, perasaanya tak karuan, dan aku yakin fisikmu pasti lelah ingin berehat. Hari ini begitu berat bagimu, bagiku pun secara tidak langsung. Lagi-lagi pribadimu sedang diuji, mudah-mudahan kamu semakin dewasa dan makin baik melangkah dalam usia. Untuk kesekian kalinya aku hanya mampu seadanya dengan kadar yang tak seberapa. Bahkan problema ini terlalu kompleks untukmu dan aku tentu belum pernah ada di posisimu. Rasanya tak pantas aku bersua, maaf bukan maksudku menggurui, aku hanya menyampaikan pola pikirku, walau aku sendiri tak merasa secara tersirat. Setidaknya aku kembali memetik pelajaran walau dari pengalaman orang lain. Boleh kita melihat keatas namun jangan luputkan apapun yang ada dibawah, karena sejatinya itulah makna bersyukur. Tak melulu kasih sayang tercurah dengan gamblangnya, ada saja yang memberi cuma-cuma namun tak ingin menampakan wujudnya, hanya ingin dirasakan keberadaanya kemudian menyentuh tepat dilubuk sanubari. Namun, tak munafik namanya manusia. Diberi kesempurnaan akal namun tak sebersih makhlukNya yang selalu tunduk dan taat. Hukum alam bahwa hati bisa dibolak balik tergantung siapa yang memelihara dan atas restu yang maha kuasa, tak ada kata tak mungkin. Segenap harapan terangkai dalam doa, mudah-mudahan dibalik segala perkara tersimpan hikmah didalamnya. Lidah yang kelu, raga yang butuh rengkuhan, suatu saat akan jadi bahu yang kokoh untuk menopang segalanya. Ibarat samudera, jika tak ada ombak rasanya hampa. Nestapa datang agar lebih menjaga apa yang sudah ada kemudian memelihara apa yang paling berharga.

Jumat, 07 Juli 2017

Keroncong pilu

Sempat aku merasa siapa aku dan punya hak apa aku masih terlibat dalam kisahmu. Aku harus selalu bertatap pada setiap hal yang kulakukan agar aku selalu tau diri dan egoku tak lepas kendali. Tadi, dalam peralihan senja dimana tugasku dalam menunaikan privat atas perintah ibunda usai, si hitam manis siapa lagi temanku kemanapun aku pergi membawaku berlari. Namun berlari kita tak segesit biasanya, ada rasa takut, malu, dan sempat terfikir hal yang lain berkecamuk jadi satu. Banyak lampu merah ku babat kencang namun, setelah masuk dimulut gang, perlahan temanku tertatih karena tadinya aku sangat bersemangat ingin hadir dan berjumpa, kemudian rasa takut menyelinap tiba-tiba, mengingat aku ini siapa yang terkesan belum tau diri. Tapi, satu yang tak ingin aku kecewakan adalah seseorang yang aku rasakan cintanya tulus padaku, seperti kasih pada anaknya sendiri. Aku beranikan langkahku untuk berpijak kembali di zonamu, zona yang membuatku selalu nyaman. Canggung bukan main ketika mata kami saling bertemu kemudian bertegur sapa. Beruntung, ketidak enakan itu mampu terpecahkan ketika semua berjalan biasa saja seperti biasanya, seolah olah tak terjadi apapun. Perasaan ini semakin beradu, kemudian tertumpuk bak helai demi helai baju yang kususun rapi dalam tempatnya. Leganya rindu kian terobati meski terungkap terlambat. Kemudian senja mulai beralih lembayung senja mulai terasa. Semua bersiap untuk perjalanan yang jauh, dan aku hanya dapat ikut ambil mengiringi dengan segelintir senyum dan segenap doa. Semoga selamat sampai tujuan sekaligus pulang dengan perjalanan dan kisah yang menyenangkan. Tempat ini begitu kokoh menampung jutaan selamat datang dan juga selamat tinggal dengan caranya masing-masing. Bada maghrib telah usai keroncong pengiring mulai bersuara. Lagunya indah menyanyi di telinga. Namun, mungkin hanya aku yang salah. Salah kaprah, mendengarnya piluku semakin menjadi. Rasanya seperti akan melepas dalam rentan yang lama, padahal mungkin tak kan selama perkiraan dalam pikirku. Ya, aku terlalu larut dalam suasana. Semoga kau baik-baik saja dimanapun berada. Dan pulanglah, dengan banyak cerita dan kisah yang luar biasa tidak terduga, terimakasih untuk hari ini, kau perlu tau aku tak pernah berpikir untuk merencanakan semua ini, bermimpi pernah.. dan syukurlah mungkin inilah jalannya

Senin, 03 Juli 2017

Hening

Senja sebentar lagi datang, dengan suasana yang kosong bak tak berpenghuni. Lima kepala bernaung dalam satu atap, kelimanya saling terpaut namun dengan kesibukan dan aktivitasnya sendiri. Baru fajar tadi ku lihat perawakannya yang gagah, hampir senja ini rasanya tiba-tiba ku tak rela melepasnya pergi, bapak hendak bertugas. Aku berdoa semoga bapak senantiasa dilindungi dimanapun berada. Kemudian yang tak kalah hebatnya, pagi tadi setiap pukul 8 aku harus melepasnya pergi, terkadang aku belum bangun karena musim libur sekolah. Petang nanti baru tiba, tentu saja dengan seabrek rasa letih seharian, ibu aku tak berani menyentuhmu, aku takut kau merasa terganggu. Mba, kuliahmu sudah hampir usai. Tengah hari tadi kau melepas diri untuk deadline skripsi agar lebih cepat selesai. Kudoakan semoga ini adalah jalan untukmu dalam meraih kesuksesan, hari-harimu tentu berat tapi ingat perjuangan tak akan menghianati. Teruntuk yang selalu memelihara dengan baik, mbah maaf jika aku masih banyak salah sebagai seorang cucu. Terimakasih kau yang selalu menyayangku, menimangku sedari aku masih berbentuk jabang bayi yang masih merah. Dan karenamu aku tak pernah kekurangan kasih sayang, walau bapak dan ibu sibuk dengan tanggung jawabnya diluar. Engkau yang ku kenal sangat baik dan sukmanya paling melekat dibanding yang lain, walau aku tidak lahir dari rahimmu. Aku yang selalu tak tega melihat wanita tua diluar sana yang hidupnya kurang beruntung. Mudah-mudahan mbah selalu nyaman dalam keluarga ini, meski terkadang rumah ini serasa tak berpenghuni. Aku, yang selalu mencari kesibukan diluar, kali ini merasa begitu pekat hening disini dan entah kapan akan pecah kesunyiannya. Terkadang, dalam hatiku iri dengan mereka. Ingin menghabiskan waktu seharian denganmu bu, aku ingin mengenalmu lebih dalam, karena dulu kita pernah satu tempat, dan ibu yang membawaku kemanapun. Bu, aku ingin sedekat denyut nadi kepadamu, karena rahimmu pernah jadi tempatku hidup. Perkara belasan tahun yang lalu memang tak pernah bisa kulupakan, aku trauma dalam diam, namun bu ijinkan aku berbakti kepadamu walau mungkin kasih sayangku tak sesempurna kasihmu..

Minggu, 02 Juli 2017

sweet 20

Serba kebetulan, begitu pun hari kemarin. Dimana hariku biasanya, terenggut sirna. Terimakasih hari kemarin sungguh lengkap. Hati siapa yang tau. Suasana dengan mudahnya berganti bak menggulingkan telapak tangan. Sempurna. Terimakasih sudah turut andil dalam mengindahkan hariku. Warna yang tak kan terlupa. Aku menulis karna mulutku terlalu kelu untuk berkata. Lewat tulisan ini aku harap suaraku tak pernah padam. Disini tak kan banyak kata terucap selain kata terimakasih yang teramat sangat dan banyak. Terimakasih telah datang dan merengkuh aku yang ringkih akan masa lampau ku dulu. Terimakasih telah mau bersusah payah menjalani hari-hari bersamaku. Terimakasih telah mau menerima kepayahanku. Terimakasih untuk segala waktu dan kesempatan bersamamu lebih berharga. Terimakasih telah mengajarkan apa arti pelajaran hidup yang sebenarnya. Terimakasih telah setia melalui perjalanan bersama aku yang buta di setiap jalan. Terimakasih untuk kesabaran yang terkalahkan, terimakasih atas arti penting sebuah pengertian. Dan terimakasih telah berbaik hati mau berbagi ibu hingga aku merasakan kembali hangat keberadaanya, terimakasih sudah membuat jatuh cintaku terlalu dalam. Dan maaf apabila segala kekhilafanku terlalu berlimpah dan mungkin tak kunjung habis bila dihitung. Terimakasih untuk segalanya.