Senin, 23 Oktober 2017

rapuh

19:09

Ibarat gundukan tanah yang tersapu erosi seketika longsor begitu saja. 
lagi aku terjebak problema, 
sedikit banyak aku tergelincir prahara
mulutku terlalu kelu menjadi selalu
seperti menyiksa dari dalam, pedihnya lebih merasuk 
salah siapa aku tak bisa ambil bicara 
mungkin aku, aku yang harus mengintropeksi diri dan banyak berkaca bagaimana seharusnya terjadi
aku mengerang, namun erangku tak se menggelegar gemuruh petir
bahkan suaraku nyaris padam, 
seperti duri dalam daging, tak nampak namun menusuk dalam
gemuruh sekali kicauan orang luar
sedikit bising pikirku makin pusing 
begitu pun gundah gulana yang menyerang 
kacau benar rasaku makin rancu 
terbelenggu kian rumit 
tangisku pecah tak terelakan 
sadarkan, dan seharusnya aku tau diri
besar harganya menjaga sebuah kepercayaan 
dimana itulah pondasi paling dasar 
sayang untuk di sia-siakan, menyayangipun takut salah 
arti hidup terkadang mengagetkan 
ada tebing yang siap menerkam dan jurang yang menenggelamkan 
benar-benar luluh lantah 
dan hancur sedalam-dalamnya
merengkuh sendiri 
memang sejatinya pelajaran selalu tersisip dalam setiap pengalaman
merenung......