Ibarat gundukan tanah yang tersapu erosi seketika longsor begitu saja.
lagi aku terjebak problema,
sedikit banyak aku tergelincir prahara
mulutku terlalu kelu menjadi selalu
seperti menyiksa dari dalam, pedihnya lebih merasuk
salah siapa aku tak bisa ambil bicara
mungkin aku, aku yang harus mengintropeksi diri dan banyak berkaca bagaimana seharusnya terjadi
aku mengerang, namun erangku tak se menggelegar gemuruh petir
bahkan suaraku nyaris padam,
seperti duri dalam daging, tak nampak namun menusuk dalam
gemuruh sekali kicauan orang luar
sedikit bising pikirku makin pusing
begitu pun gundah gulana yang menyerang
kacau benar rasaku makin rancu
terbelenggu kian rumit
tangisku pecah tak terelakan
sadarkan, dan seharusnya aku tau diri
besar harganya menjaga sebuah kepercayaan
dimana itulah pondasi paling dasar
sayang untuk di sia-siakan, menyayangipun takut salah
arti hidup terkadang mengagetkan
ada tebing yang siap menerkam dan jurang yang menenggelamkan
benar-benar luluh lantah
dan hancur sedalam-dalamnya
merengkuh sendiri
memang sejatinya pelajaran selalu tersisip dalam setiap pengalaman
merenung......