Rabu, 29 November 2017

Abrasi

5:40

Dinamika perasa.
Euforia bumi mandi bergulir sepanjang sampai detik ini. Curah hujan dengan segenap hawa dingin merasuk tajam hingga ke tulang. Petrichor ambigu hilang begitu saja ketika disembur uap air laut yang terkondensasi. Bumiku lekas subur berkat anugerah Tuhan, maha baik menurunkan rahmat hujan dengan lebih. Bahkan walau dilanda bencana di berbagai titik kota sekalipun turut mendoakan supaya lekas pulih,  harus tetap bersyukur dan berkaca, tak ada akibat bila tak punya sebab. Berhitung detik jam hari ini akan segera berakhir. Lambat laun, cepat kilat habis.
Dibabat waktu, dengan beberapa sua yang lama terkunci rapat. Senang sekali, tak ada benci. Namun waktu telah bergulir, rindu rasanya dulu akan perasaan jatuh cintaku yang selalu aku rasakan setiap hari makin hari kian bertumpuk, yang kini berangsur seakan terkikis abrasi. Yang selalu menjadi alasan tawa antusiasku, sekarang kian memudar...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar